5 April 2013

Pelangi setelah badai


Aku memandangi sunset yang indah di salah satu pantai paling indah di Bali,tak jauh dariku seorang lelaki mengarahkan kameranya ke padaku,membidik sosokku,aku mengerling kesal ke arahnya,dan dia hanya tertawa lalu menghampiriku,menciprakan air ke arahku,dia bermain sesukanya,seperti anak kecil, aku tersenyum kearahnya,bukan karena kelakuannya tapi karena dia salah satu malaikat yang  bisa membuatku tertawa dulu……
Aku lari,lari dari kenyataan lebih tepatnya. Lari  ke  benua tetangga. Umurku 17 tahun kurang 2 bulan saat itu,setelah kejadian mengerikan –yang kupikir membuat hidupku hancur,yah memang hidupku hancur kala itu, diremehkan orang,dipandangi dengan belas kasihan,didekati orang yang ingin mencari muka,dan satu persatu temanku pergi,semua termasuk dia,orang yang kuharapkan tetap berdiri disisiku- jadi aku memutuskan untuk tiggal bersama adik bungu Bunda di Melbourne,Australia. Tanteku satu ini masih muda,baru 28 tahun,dengan senang hati menerimaku di sana,untungnya punya tante Psikolog adalah dia tidak pernah sekalipun bertanya tentang kenapa aku kesana-walaupun ku kira dia tahu dari Bunda- dia tempat curhat yang amat sangat menyenangkan.
Aku pergi sekolah disana –tentu saja- di sana,siapa yang tau seperti apa masalahku yang kutinggalkan jauh-jauh di Indonesia. Disana pula aku bertemu seorang teman,namanya Elang,dia tinggal satu lantai di bawah apartemenku.seseorang yang seharusnya mudah ku ajak berteman,dengan sikapnya yang sangat bersahabat,namun nyatanya ? aku terlalu kaku,benteng yang ku bangun selama bulan-bulan mengerikan di Indonesia terbawa hingga ke Melbourne,El ku anggap sama dengan orang-orang diluar sana,sama mengerikannya dengan orang yang membuat hidupku hancur. Hebatnya dia,sesering apapun aku mengabaikannya,dia tidak pernah kesal padaku,tidak pernah marah,malah semakin sering mengikutiku,dia tuli atau bodoh ? 3 bulan pertamaku terasa sangat mengesalkan. Bulan keempat kuputuskan untuk memberinya celah masuk ke kehidupanku,tapi hanya sampai di halaman,pintu masuk benteng hatiku masih terkunci rapat. Dia teman yang menyenangkan,dan sopan.
Aku ingat percakapanku dengannya,ketika dia bertanya padaku,kenapa aku pidah menjelang semester akhir. Saat itu kami duduk berdua di kursi pojok cafetaria yang tak begitu diinginkan orang “Kei,lo pindah kesini kenapa mempet akhir semester ?” tanyanya kala itu. Aku memberinya tatapan tidak suka “Bukan urusan lo” hanya itu jawabanku. Dia tidak bertanya lebih lanjut,tidak mencecarku seperti yang lainnya,malah dia mengubah arah pembicaraan. 1 poin plus yang aku temukan padanya.
Pelan-pelan aku yang tertutup bisa dibuatnya kembali seperti dulu,sedikit demi sedikit dia mendekati tembok-tembok kokoh yang membentengi hatiku,tanpa aku sadari,dia sudah ada di dalam sana,merobohkan semuanya. Anehnya aku tidak merasa marah karena dia telah menyelinap dan mengancurkan tembok kokoh yang menjaga hatiku.
Akhirnya aku bercerita padanya kenapa aku pindah,rekasinya ? membuatku tersenyum,dia tidak melihatku dengan pandangan jijik atau dengan belas kasihan,dia hanya merangkulku,menepuk-nempuk punggung tanganku dan berbisik “Good girl,lo kuat Kei,dan memang begitu” bisiknya di telingaku “lo nggak perlu takut apapun,masih ada keluargalo,dan ada gue di sini,selalu”
Sekarang dia calon dokter,sebentar lagi dia akan wisuda,Aku memutuskan kembali ke Indonesia,melanjutkan kuliah di salah satu Universitas favorit, aku bisa membuktikan kalau aku kuat,aku siap untuk kembali bertemu orang-orang yang beberapa tahun lalu memandangku dengan jijik dan belas kasihan, yang memperlakukanku dengan baik hanya untuk mengambil hati Ayah yang punya posisi bisnis cukup bagus.Aku benci kala itu,aku benci orang-orang itu. Sekarang aku hanya menganggap mereka angin yang lewat,tidak mempengaruhi hidupku,Elang ternyata benar,aku masih bisa mendapatkan teman yang baik,aku punya 2 sahabat di sini yang tetap menerimaku dengan segala kehidupanku.  Aku dan Elang masih masih berkomunikasi,saat ini dia sedang berlibur ke Indonesia. Dia soulmateku,satu-satunya aku akui itu,untuk yang lebih sepesial dari itu aku tidak tau,biarlah semuanya mengalir sejalan dengan waktu.

Ini kisah salah satu penghuni dunia rahasiaku :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar